29 March 2024

/

Upacara dan Nuansa Adat Iringi Pemakaman Budayawan Ben Palar

5 mins read
Pemakaman Ben Palar
Upacara adat dalam pemakaman Ben Palar sebelum dihantar ke Gereja untuk dilakukan Misa Arwah dengan menggunakan Bahasa Tombulu.

KANALMETRO, TOMOHON – Upacara dan nuansa adat Minahasa iringi pemakaman budayawan serta sejarawan Hendrikus Benedictus Palar atau dikenal dengan Ben Palar, Selasa (10/8/2021).

Dimana saat akan dihantar ke gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tomohon sebagai lokasi perayaan misa arwah upacara adat sebagai bentuk penghormatan atas jasa almarhum.

Upacara yang dipimpin langsung Pastor Cardo Renwarin MSC diawali dari Maresi U Lesar sebagai tanda persiapan agar lokasi upacara dibersihkan. Dilanjutkan dengan Tatawa’en Umbare, dimana pemimpin upacara menyapa empat penjuru mata angin Utara, Barat , Selatan dan Timur.

Prosesi berlanjut ke Kumantar Ma’wali-wali dilanjutkan dengan Pasigi’an sebagai bentuk penghormatan, sekaligus penyerahan penghargaan kepada keluarga Ben Palar yang diterima anak-anak.

Selanjutnya jenasah almarhum dibawah ke Gereja untuk pelaksanaan Misa Arwah dengan nuansa adat yakni menggunakan bahasa Tombulu dipimpin Pastor Berti Tiow MSC.

Dimana dalam perayaan Misa, seluruh lagu liturgi berbahasa Tombulu ciptaan almarhum dinyanyikan oleh kelompok paduan Suara.

Sementara terpantau sejumlah penghargaan diberikan kepada keluarga almarhum.

Penghargaan lain diberikan ketika upacaran pemakaman Budayawan Ben Palar dari Ikatan Seniman Tomohon (Isento) sebagai tokoh pelestari sejarah, budaya dan bahasa Minahasa.

Selain itu penghargaan dari RBN Wale Mazani karena perpustakaan di lokasi tersebut dinamakan Perpustakaan Hendrikus Benedictus Palar serta penghargaan lainnya.

Termasuk dari Walikota Caroll Senduk yang diserahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Juliana Dolvin Karwur sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengabdian sebagai tokoh budaya di Tomohon.

Karwur yang membacakan sambutakn Walikota mengatakan, kepergian almarhum turut dirasakan duka yang mendalam selaku pemerintah.

“Almarhum merupakan Budayawan dan Sejarawan. Pemerintah banyak kenangan bersama almarhum dalam menggerakan arah perkembangan budaya di Tomohon. Sosok orang tua om Ben Palar memberi arti bagi masyarakat dan pemerintah, kiranya keluarga yang ditinggalkan tetap bersandarkan kepada Tuhan. Kita doakan tentunya pak Ben diterima di sisi kanan Tuhan,” terang Karwur.

Apalagi diakhir hidupnya, almarhum telah banyak memberi arti bagi Kota Tomohon.

“Kiranya Tuhan kita sumber segala sesuatu menguatkan keluarga Palar Senduk. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan turut berduka cita bagi keluarga, dan tentunya berterima kasih atas karya dan jasa dari om Ben Palar,” tukasnya.

Lumentut memberikan penghormatan kepada almarhum ketika melayat di rumah duka

Saat malam penghiburan, Senin (9/8/2021) Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut melayat di rumah duka di Kelurahan Paslaten Dua, Kecamatan Tomohon Timur.

Lumentut atas nama Pemerintah bersama Walikota dan masyarakat Tomohon menyampaikan duka mendalam atas kepergian almarhum.

“Kita mengamini bersama bahwa Almarhum telah bersama para kudus di surga,” tukas Lumentut yang didampingi Sekretaris TP PKK Kota Tomohon Eleonora Sangi.

Alm Ben Palar dimasa hidupnya (ist)

Seperti diketahui Hendrikus Benedictus Palar lahir pada 18 September 1935, telah menghasilkan sejumlah karya tulis sejarah Minahasa, juga karya seni dan liturgi gereja.

Almarhum dikenal sebagai seorang Budayawan, Sejarawan dan juga salah satu pejuang pembentukan Kota Tomohon yang menguasai sejumlah bahasa asing seperti Belanda, Spanyol, Latin, Perancis dan Inggris.

Semasa hidupnya sejumlah buku terkait sejarah dan budaya Minahasa telah ditulis oleh alumnus Seminari Kakaskasen serta pernah menimbah ilmu di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng.

Sejumlah buku karya almarhum diantaranya Sejarah Minahasa, Derap Langkah Menuju Kemerdekaan RI yang ditulis bersama Lexie Anes pada tahun 1994.

Sejarah Kristianisasi Minahasa (edisi terbatas, tahun 2020), Budaya Minahasa Dalam Sejarah (2003), Kamus Bahasa Tombulu – Indonesia serta Kamus Indonesia Tombulu, Tontemboan, Tonsea, Tondano, Tonsawang, Pasan, Bolaang Mongondow.

Selain itu suami dari almarhumah Joseftin Elisabeth Senduk pernah menerjemahkan beberapa tulisan dari para misionaris yang pernah berkarya di Minahasa.

Seperti surat Pastor Blas Plomino OFM (Manado, 7 Juni 1619), Yuan Yranzo OFM (Manila, 4 Agustus tentang Perang Minahasa – Spanyol) serta pernah menerjemahkan beberapa dokumen tua yang tulis pada abad 17, 18 dan 19.

Ayah dua orang putri ini pun dikenal sebagai komponis yang telah memperkaya khazanah lagu – lagu Gereja Katolik. Serta berperan aktif dalam mengembangkan inkulturasi Liturgi Gereja Katolik dalam budaya Minahasa.

Ketika tutup usia, almarhum berusia 85 tahun.

Latest from Same Tags