18 April 2025

/

Kreasi dari Balik Jeruji, WBPP LPP Manado Launching L’Prado Batik Kawanua

4 mins read
L'Prado Batik Kawanua LPP Manado
Launching L'Prado Batik Kawanua karya WBPP LPP Manado

KANALMETRO, TOMOHON – Stigma negatif kerasnya kehidupan di balik jeruji (dalam penjara, red) seakan dilunturkan lewat hasil karya seni yang ditampilkan Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan (WBPP) LPP Manado melalui launching L’Prado Batik Kawanua.

Dalam gelaran spektakuler ini, para pegawai hingga penghuni lapas Perempuan pun memamerkan karya batik mereka tak kalah dengan para model professional yang berlenggok diatas catwalk dengan slogan kreasi dari balik jeruji.

Bekerja sama dengan instuktur pembatik dan asesor dari Semarang namun apa yang ditampilkan tetap mengangkat motif budaya Minahasa. Diantaranya Pesona Kawanua dan Satwa Puspa Kawanua yang telah didaftarkan hak ciptanya.

Hal itu merupakan suatu upaya pembinaan yang unik dan tentunya berpengaruh positif bagi kelangsungan hidup para WBPP seusai menjalani masa tahanan. Karena lewat keterampilan ini tentu dipersiapkan agar ketika kembali ke masyarakat, mantan WBPP bisa hidup baru dengan modal pengetahuan membatik dan juga pelatihan keterampilan lainnya.

Salah satu WBPP inisial BA mengakui ini merupakan modal sangat berharga, karena tidak hanya memperoleh pembinaan semata saat menanti hari pembebasan.

“Bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu peserta pelatihan membatik, karena saya memang sudah memiliki hobi menggambar. Ditambah dengan pelatihan ini, selain mengembangkan hobi juga untuk menjadi modal setelah kembali ke keluarga dengan memanfaatkan keterampilan ini,” tukas wanita berusia 24 tahun ini.

Lanjut WBPP yang sudah setahun menjalani masa hukumannya, jika sekitar 50 kain batik telah berhasil diproduksinya.

Kepala LPP Kelas IIB Manado Gayatri Rahmi Rilowati mengatakan, memilih batik sebagai salah satu karya seni yang dihasilkan oleh para WBPP bukan hanya sekedar melestarikan budaya. Namun pula membentuk kesabaran dan ketelatenan para selama WBPP menjalani masa pidana.

“Meskipun berjalan baru enam bulan sejak April, tetapi sudah mulai banyak diminati baik dari dalam Sulut juga luar daerah. Sehingga launching ini sekaligus mensahkan dua motif batik yang telah didaftarkan ke Dirjen Kekayaan untuk memperoleh sertifikat hak cipta,” tukas Gayatri, Senin (18/10/2021).

Menurutnya pula, sebuah nama memiliki harapan. Dimana nama L’Prado tidak hanya mengambil dari singkatan Lapas Perempuan Manado, melainkan memiliki arti tersendiri dalam bahasa Latin yakni cerdas.

“Kami akan terus melakukan pembinaan terlebih soal membatik ini agar bisa semakin dikenal masyarakat luas, dan melihat potensi regenerasi WBPP. Buktinya ada beberapa sudah bisa menjadi mentor ke teman mereka, karena yang menggeluti pelatihan saat ini hanya WBPP pilihan,” jelasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Heni Yuwono mengaku sangat bangga atas hasila karya yang dihasilkan LPP Manado di Tomohon. Ini membuktikan bahwa proses pembinaannya sangat luar biasa, karena karya yang dilahir tidak kalah dengan yang berada di luar.

“Pimpinan tidak akan selamanya disini, untuk itu saya harapkan para pemimpin berikutnya bisa melanjutkan karya seperti ini. Saya yakin kalau kita mampu melakukan pembinaan, maka warga binaan akan bersyukur karena telah diberi modal kedepan,” kata Yowono.

Apalagi menurutnya jika di Lapas bukan hanya menunggu waktu untuk bebas, tetapi diisi dengan kegiatan yang bermanfaat untuk kemudian hari.

“Pemasaran akan karya batik ini bisa dijalin kerja sama baik dengan stakeholder terkait, karena produknya sangat mampu bersaing dalam pasar yang ada,” tambahnya.

Mantan Kepala Rutan Narkotika Nusa Kambangan ini menjelaskan juga bahwa peran Lapas dalam pemberian pembinaan dan keterampilan sebagai upaya mempersiapkan para warga binaan agar selesai menjalani masa hukuman bisa hidup baru kembali.

“Harapannya para mantan warga binaan telah memperoleh pembinaan, baik keterampilan, kepribadian, spiritual ketika kembali ke masyarakat. Perlu dipahami juga bahwa Lapas bukan tempat penderaan. Melainkan sebagai tempat pembinaan agar mereka kelak menjadi orang-orang yang baik di masyarakat,” harapnya.

Ikut hadir dalam Launching L’Prado Batik Kawanua yakni Plt Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Sulut Jonny Pesta Simamora, Kepala divisi Pemasarakatan Bambang Haryanto, Kepala divisi Pelayanan Hukum dan HAM Ronald Lumbuun, Kajari Fien Ering, Wakapolres Kompol Agnes Turambi dan perwakilan Pemkot Tomohon. (wailan)

Latest from Same Tags