KANALMETRO, BITUNG – Datang ke Mojokerto, Provinsi Jawa Timur dan Yogyakarta, Pemkot Bitung yang dipimpin langsung Wali Kota Maurits Mantiri belajar soal bagaimana mengolah sampah, Kamis, 7/4/2022.
Hal itu dilakukan guna menseriusi dalam menangani sampah organik dan non organik yang semakin menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winenet, Kecamatan Aertembaga.
Dalam studi komparasi di Mojokerto, Pemkot Bitung fokus ke pengolahan sampah di TPA Karangdiyeng. Dimana di lokasi tersebut sampah dikelolah oleh kelompok masyarakat.
Caranya yakni mengolah sampah organik, mereka memanfaatkan Magot atau hewan belatung sebegai pengurai.
Sedangkan sampah non organik di TPA Karangdiyeng dimanfaatkan sebagai campuran produksi batako dan genting.
“Jika kita mampu mengadopsi sistem pengolahan sampah Karangdiyeng, dua masalah dapat terselesaikan. Karena sampah organik dapat terurai, sedangkan Magot bisa dijadikan pakan ternak seperti ikan, unggas dan lainnya,” kata Mantiri.
Dalam kunjungan itu, Mantiri dan rombongan diterima Ketua Komisi II DPRD setempat Achmad Anwar serta Ketua DPC PDIP Mojokerto Santoso.
Selanjutnya kunjungan dilakukan ke Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R) Nitikan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.
Karena sejak 1994, TPS3R telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, untuk memilah sampah organik dan non-organik.
“Ini luar biasa, karena sampah memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sampah sudah mampu produksi kompos dan pupuk cair eco-enzym serta Magot,” terang Mantiri.
Fasilitas pendukung di TPS3R Nitikan juga terbilang lengkap. Karena didukung kantor pengelolah dan depo sampah, lokasi pemilahan, tempat produksi kompos eco enzym serta lokasi budidaya Magot.
“Kami akan mengadopsi sistem pengolahan sampah berkelanjutan di Kota Bitung oleh Pemkot yang ramah lingkungan serta meningkatkan ekonomi rakyat setelah belajar dari sini,” pungkas Mantiri. (aan)