KANALMETRO, MANADO – Tepatnya di ruas jalan BW Lapian, Kelurahan Tikala Kumaraka, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terhadap sebuah toko Oleh – Oleh dengan nama Miens.
Toko Miens yang menjual berbagai produk Oleh – Oleh khas Manado merupakan sebuah usaha turun – temuruan dari warisan keluarga kini dikelola Andrew Palit.
Tempat usaha dengan jargon pada media sosial, Kecup Bibir Smengken ini pun sempat mengalami berbagai tantangan dalam menjalaninya. Sekitaran tahun 2011 sempat pada titik kejayaannya, namun harus mengalami kondisi sedikit terpuruk dalam pengelolaanya.
“Efek yang paling terasa yaitu keluarganya sempat keteteran untuk membayar pegawai. Kondisi ini mengharuskan ditutupnya satu dari dua toko milik keluarga mengakibatkan,” kata Andrew Palit, Minggu 19 November 2023.
Dia pun mengaku ketika dalam kondisi seperti itu harus putar otak untuk terus menghidupi warisan keluarga tersebut. Setelah memikirkan dan merencanakan kembali dengan sisa modal yang ada. Akhirnya Andrew memantapkan dirinya untuk beralih produk jualannya

“Prisnip keluarga dalam jualan itu ibarat mempunyai anak. Jika anak itu tidak makan, tentunya akan mati. Maka jika toko Oleh – Oleh ini juga tidak laku, sudah pasti akan usaha keluarga ini akan terpuruk,” kata Andrew Palit.
Dia mengakui sempat tidak yakin dengan usaha yang baru ini. Keputusan mengubah minimarket menjadi toko Oleh – oleh diakhir tahun 2015 ternyata beruntung baginya.
“Saya melihat tren toko oleh – oleh ini cukup besar, ditandai mulai masuknya wisatawan asing,” kata lelaki berusia 34 tahun ini.
Berawal dari menjual sisa produk minimarket yang berbentuk makanan seperti Sambal Roa dan kue kering. Dia juga mulai mengembangkan jenis jualan lain seperti kain dan baju.
Inovasi akan jualannya terus dilakukan. Termasuk memutuskan bekerja sama dengan teman – teman yang berprofesi sebagai influencer di media sosial Instagram yaitu Kaskado.
Kerja sama ini yang mengantarnya mendapat titik tertinggi dalam inovasi penjualan. Terlebih berbagai macam pakaian berupa kaus bertulisan bahasa Manado.
“Pernah menjual puluhan ribu kaus, namun saat pandemi tidak ada yang membeli. Bahkan ada yang hanya membeli satu jualan seharga Rp 20 ribu dalam sehari,” keluh Dia.

Namun hal itu tidak membuatnya langsung menyerah. Melainkan mencari berbagai upaya lain seperti membangun kerjasama dan saling membantu dengan kurang lebih 150 ribu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Sulut.
Dan hal itu mulai membuahkan hasil yang baik. Bahkan kini Dia sedang mengembangkan 2 gerai kafe yaitu Nuseum Of Tanta Mien Coffee and Culture. Sehingga hal tersebut membuat Wali Kota Manado meliriknya dan mengajak menjadi staf khusus bidang UMKM. Dengan harapan agar terus berinovasi membantu UMKM yang ada di Kota Manado.
Reporter: Rio Luntungan
Redaktur: Fransiskus Talokon