KANALMETRO, TOMOHON – Sesudah perayaan misa syukur gelaran puncak Yubileum 200 tahun kongregasi Suster-suster Jesus Maria Joseph (SJMJ) dilanjutkan dengan teatrikal perjalanan mengenang perjalanan kongregasi. Dimana teatrikal tersebut diperankan oleh para siswa dan pegawai yang bernaung di bawah yayasan pendidikan YEEMYE.
Dengan durasi sekira satu jam cerita sejak awal Kongregasi JMJ dengan judul ‘Menyusuri jalan rahmat dengan tanda-tanda zaman’, dimana kongregasi ini didirikan pada tanggal 29 Juli 1822 di Amersfoort oleh P. Mathias Wolff.
Pada tahun 1819, ada tiga gadis muda dari Culemborg menyatakan keinginannya kepada Pater Wolff untuk menjadi biarawati.
Maria Stichters, Sophia Miltner dan Maria Josepha van Elk. Pada tahun 1819, Pater Wolff mengirim mereka sebagai calon-calon untuk kongregasi yang akan didirikannya kepada Kongregasi Suster-Suster Notre Dame di Gent Belgia untuk dibina dalam hidup religius.
Pada 1819 societas Jesus Maria Josep mengembangkan misinya ke Indonesia atas permintaan Mgr Walterus Staal sebagai vikaris apostolik Batavia.
Misi pertama suster-suster JMJ dimulai, 6 suster JMJ Belanda yaitu Mère Wenceslas te Poel, Sr. Boniface Meyer, Sr. Josephie van den Berg, Sr. Laetitia Loenen, Sr. Dosithea Schambergen, Sr. Basilissa Heisjter menuju ke Tomohon sebagai tanah ya g dijanjikan Mgr Walterus Staal yang meninggal setahun sebelum para suster berangkat dari Belanda.
Selain menjelaskan perjalanan ke Tomohon juga diperagakan bagaimana para suster mengembangkan ke India.
Sebelumnya, Laporan Ketua Panitia Sr Monika menyampaikan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan menjelang perayaan puncak Yubileum 200 tahun Kongregasi SJMJ.
“Tahun Yubileum ini mengangkat tema menjadi saudari, berinspirasi dari ensiklik Paus Fransiskus fratelli tutti dan spiritualitas kongregasi SJMJ menjadi perantara belas kasih Allah,” terang Sr Monika Kalangi.
Sambutan pimpinan umum Kongregasi SJMJ Sr Theresia Supriyati SJMJ menuturkan sebelum misa semua berkumpul di bundaran patung Tololiu Tua, dikatakan belum benar-benar ke Tomohon kalau tidak melihat patu g Tololiu Tua itu.
“Ketika kongregasi kami berusia 200 tahun seakan-akan kami sedang berdiri di bundaran Patung Tololiu, dimana di situ semua jelas mengarahkan pengendara dan pejalan kaki mau ke Tondano, Langowan, Balai Kota dan Manado supaya tidak tersesat. Mengingatkan saya pada sabda Tuhan melalui nabi Yeremia ‘Berdirilah di persimpangan jalan dan perhatikan baik-baik, tanyakannlah jalan dahulu kala dan mana yang terbaik ikutilah jalan itu supaya kamu hidup tenang,” jelas Sr Theresia.
Lewat ini, dirinya mengatakan menengok perjalanan 200 tahun, berbagai suka duka, jatuh bangun. Kami sadar ada banyak berkat Tuhan yang menyuburkan kongregasi kami. Kami sadar pula karena masih banyak kekurangan ,kekeliruan dan kerapuhan menjadikan peziarahan kongregasi kami rapih dan kurang berbuah. Kesempatan ini kami menyampaikan kongregasi ini tidak berjalan sendiri,” lanjutnya.
Uskup Manado Mgr Rolly Untu MSC mengungkapkan atas nama umat, pastores keuskupan Manado menyampaikan proficiat atas oenghayatan spiritualitas yang di tengah keuskupan ini.
“Terima kasih jiga karena para suster sudah menjadi ibu bagi anaka-anak di sekolah, dengan budi pekerti luhur menghasilkan lulusan berkarakter, jiga telah berperan sebagai injil untuk kehidupan banyak orang lewat pelayanan menyembuhkan pasian dan orang ‘saki bae’ karena saya juga lahir di RS Hermana Lembean 65 tahun lalu,” terang Mgr Untu.
Walikota dalam sambutannya, menyampaikan Proficiat bagi Kongregasi Suster – Suster Jesus Maria Joseph yang ke 200 tahun .
“Pemerintah Kota Tomohon bersyukur boleh hadir dalam acara ini dan bangga akan terselenggarakannya acara Yubelium 200 Tahun Kongregasi Suster – Suster Jesus Maria Joseph (SJMJ) Dunia di Kota Tomohon, tentunya acara ini menjadikan kota Tomohon selalu diberkati Tuhan lewat perantaraan kehadiran para Uskup, Imam – Imam dan umat serta masyarakat yang Percaya akan kuasa Tuhan, karena Anugerah Tuhan sehingga Seluruh umat yang merayakan merasakan berkat daripada Tuhan,” terang Senduk.
Wakil Walikota Tomohon juga menyampaikan selamat atas perayaan ini juga berterima kasih akan sumbangsih di Tomohon dan Sulawesi Utara.
“Bisa dilihat mulai dari sekolah-sekolah yang menghasilkan didikan yang unggul, juga dalam bidang kesehatan begitu banyak rumah sakit dan berapa banyak saja pasien yamg audah ditangani,” terang Lumentut yang hadir didampingi istri Eleonora Lumentut – Sangi.
Selain para suster turut hadir pula Uskup Keuskupan Manado Mgr Benedictus Esthephanus Rolly Untu MSC, Uskup Emeritus Keuskupan Manado Mgr Joseph Theodorus Suwatan MSC, Uskup Keuskupan Padang Mgr Vitus Rubianto Solichin SX, Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Timang, Uskup Keuskupan Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC, Uskup Keuskupan Amboina Mgr. Seno Ngutra Pr, Uskup Keuskupan Purwokerto Mgr. Christophorus Tri Harsono dan Uskup Keuskupan Samarinda Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF.
Hadir pula dalam acara ini , Kadis Perindustrian dan Perdagangan Daerah Prov. Sulut , Drs. Edwin Kindangen M.si mewakili Gubernur Prov. Sulut. Kombes Pol Albert Sarita Marulam Sihombing mewakili Kapolda Prov. Sulut, Kepala Kejaksaan Negeri Tomohon Alfonsua Loe Mau, Asisten Administrasi Umum Setda Kota Tomohon , Drs O.D.S Mandagi , MAP . Unsur Forkopimda Kota Tomohon . Para Imam, Uskup , Pastor – pastor dari berbagai keuskupan , Seluruh Suster – Suster SJMJ serta Umat yang diundang.