Minggu (17/1/2021) merupakan hari terakhir dalam pelaksanaan Peace Train Indonesia ke 11 di Temanggung, Jawa Tengah.
“Saya akan membawa virus-virus Kebhinekaan ditempat saya berasal. Kiranya yang lain juga bias membawanya ke daerah masing-masing bahkan ke seluruh pesolok Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Wisnu Okawirawan, Pemuda Hindu asal Pekalongan.
Sementara Tri Natalia Urada, Pemuda asal Pontianak mengatakan lewat kegiatan ini bisa memperoleh banyak hal baru. Diantaranya, Tri yang juga Sekertaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ini senang dengan keluarga angkat yang menerimanya meski berbeda.
“Senang karena boleh merubah pola berpikir, terlebih dalam perbedaan disamping juga mendapat teman dan pengalaman, keluarga angkat yang baru dan baik. Terlebih keluarga yang punya satu visi misi dalam memperjuangkan toleransi yakni Keluarga Peace Train Temanggung. Mari bersama menjadi Cahaya Perdamaian di lingkungan sekitar kita,” kata Laurentius V Talokon, peserta dari Forum Pemuda Lintas Agama (PELITA) Kota Tomohon ini.
Para peserta pun menyempatkan berkunjung ke Wisata Alam Cerug, tempat yang biasa digunakan oleh umat Budha Dusun Krecek untuk bermeditasi. Selanjutnya ke mata air Jumprit yang biasa diambil untuk upacara Waisak. Peserta juga diajak melihat /mempelajari enterpreneur yang ada di Temanggung antara lain berkunjung ke Wisata Alam Jumprit, lokasi milik Perhutani yang dikelolah oleh Irwanto dengan menggandeng Lembaga Hutan Desa, Kandang Jaran tempat pembuatan seni Jaran Kepang atau biasa dikenal dengan Kuda Lumping yang hasil karyanya sudah sampai ke Malaysia, Australia dan Perancis.
Seluruh rangkaian kegiatan pun dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.(***)