19 April 2024

/

Jaga Cita Rasa Khas Babi Putar Tomohon

3 mins read
Babi Putar Hiha Tomohon

TOMOHON – Selain sate ragey, salah satu makanan khas Minahasa yang mengandung babi yakni Babi Putar. Cara masaknya seekor babi utuh hanya dikeluarkan bagian dalam perutnya, dilumuri bumbu dan  dipanggang di atas api dengan cara di putar-putar agar kematangan merata. Dipanggang sekira beberapa jam, menghasilkan bagian kulit gurih renyah yang khas, dan bagian dagingnya yang legit. Dipadukan dengan sambal dabu-dabu khas Babi Putar, selalu menjadi idola setiap adanya gelaran pesta orang asli Minahasa. Tak pelak, setiap hajatan selalu tersedia meja khusus yang terpisah dari hidangan lainnya, karena dispesialkan untuk kedatangan lauk andalan ini.

Daerah di Sulawesi Utara yang kental dengan usaha ini, yakni Kota Tomohon. Sudah bukan rahasia lagi, banyak pembeli yang mengenal akan masakan khas ini. Dalam momentum hari besar, istilah orang Minahasa memaknai hari raya keagamaan, orderan Babi Putar laris di pasaran. Padahal untuk harganya, bisa dibilang fantastis berada di atas angka satu jutaan.

 Salah satu pelaku usahanya yakni Vincent Poluan owner Babi Putar Hiha di kelurahan Paslaten Satu. Diakuinya saat ini persaingan usaha ini sudah ramai.

“Bagi kami yang menggeluti usaha ini tinggal bagaimana cara menjaga cita rasa, harga sesuai ukuran dan juga memberikan yang terbaik bagi pelanggan,” terang Vincent.

Proses memanggang Babi Putar membutuhkan waktu beberapa jam

Di tengah situasi pandemi ini, diakui mengakibatkan orderan menurun.

“Kalau biasanya ada hajatan pernikahan bisa 3 sampai empat ekor dalam satu pesta, tapi karena sudah dibatasi tinggal satu ekor saja, kebanyakan itu pun hanya untuk keluarga yang berpesta saja,” tambah pria yang berumur kisaran 30 an ini.

Belum lagi ditambah terkait pengucapan syukur yang biasanya jadi momen untuk memperoleh orderan melimpah, sejak dihantam pandemi sudah tidak lagi.

“Biasanya pengucapan syukur kami menganggapnya sebagai masa panen, begitu juga dengan acara suka tahunan lainnya. Tentu memaksa kami memutar otak sehingga bisa tetap menyambung nafas usaha ini,” lanjut pria yang akrab disapa Pintong ini.

Salah satu alternatif yang dimanfaatkan yaitu menjual ayam putar.

“Kalau babi putar biasanya untuk pesta yang lumayan besar dan harganya pun lumayan, kami juga kadang kala menyediakan menu ayam putar atau ayam pangang. Cara memasaknya mirip bumbunya juga menyerupai, sedangkan harganya relatif lebih terjangkau,” terangnya.

Untuk tetap bertahan dengan jualan Babi Putar, dirinya berpegang pada prinsip awal saat memulai usaha ini.

“Karena persaingan sudah banyak, jadi bagaimana mengatur harga disesuaikan dengan ukuran, menjaga bumbu khas guna menunjang cita rasa, hingga mempertahankan relasi yang ada. Semoga pandemi segera berlalu, sehingga aktivitas akan normal kembali sehingga bisa berpengaruh terhadap ekonomi kami,” tukasnya. (zakaria)

Baca Juga : Dispar Gandeng Angkasapura Kembangkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Latest from Same Tags