25 March 2025

Bedah Buku Tomohon Menuju Kota Karya Judie Turambi

5 mins read
Bedah Buku Tomohon Menuju Kota
Turambi dalam Bedah Buku Tomohon Menuju Kota

KANALMETRO, TOMOHON – Bertempat di D’Anna Resto n Cafe Rabu (19/1/2022), dilakukan bedah terhadap buku Tomohon Menuju Kota karya Judie Turambi.  Dalam buku itu tercatat sejarah mengenai asal mula berdirinya Kota Tomohon, serta berbagai cerita perjuangannya.

Dari berbagai tanggapan yang terkuak dalam bedah buku tersebut, para pelaku pejuang pembentukan Kota Tomohon sangat mengapresiasi akan peran Bupati Minahasa kala itu Dolfie Tanor. Itu karena sebagai kepala daerah rela wilayah yang dipimpinnya untuk dilakukan pemekaran.

Berbagai cerita terkait bagaimana usulan mulai dari Tomohon Kota Adminsitratif (Kotif) hingga Walikota pilihan rakyat pertama Jefferson Soleiman Montesquieu Rumajar saat memberikan surat berjudul Jas Merah (Bung Karno : Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah).

Dalam peristiwa pembentukan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa Selatan, ada satu figur yang tidak noleh kita lupakan yakni Drs Dolfie Tanor sebagai Bupati Minahasa waktu itu.

Karena tanpa komitmen dan keberanian beliau tidak ada pemekaran di Minahasa. Dan tentunya pula tidak ada Kota Tomohon.

Dalam catatannya, Rumajar menjelaskan sedikit bagaimana peran Tanor sampai lahirnya Kota Tomohon. Kala itu kebijakan pemerintah pusat menyatakan bahwa Tomohon belum layak untuk menjadi Kota otonom.

Sehingga RUU untuk pembentukan Kota Tomohon dari Pemerintah pusat tidak mungkin terlaksana. Lewat keberanian Dolfie Tanor bersama dengan sejumlah tokoh masyarakat membawa aspirasi itu lewat jalur DPR RI, dan diterima Komisi II pada waktu itu.

“Delegasi kami yang dipimpin oleh pak Dolfie Tanor, sangat diapresiasi oleh Komisi II pada waktu itu. Mereka sangat terkesan karena baru sekarang ada seorang kepala daerah yang berani, datang dan ingin memekarkan wilayahnya. Biasanya kepala daerah tidak mau keluarkan wilayah kekuasaan, tapi Dolf Tanor datang dan meminta kekuasaannya dibagi,” kata Turambi mengutip catatan Rumajar.

Akhirnya lewat lobi-lobi politk yang ada, panitia mengupayakan agar pemekaran Kota Tomohon dilakukan lewat RUU Hak Inisiatif dewan. Dengan negosiasi dan diskusi yang panjang akhirnya disetujui dan ditandantangani 23 anggota DPR RI ketika berkunjung ke Tomohon.

“Atas segala upaya, tenaga dan biaya yang difasilitasi Bupati Tanor waktu itu. Olehnya bagi saya beliau memiliki tempat tersendiri di hati dan sanubari masyarakat Tomohon. Sehingga saat beliau wafat saya salah satu orang bermohon ke keluarga almarhum agar berkenan memakamkan di Tomohon,” tulis Epe (sapaan akrab Rumajar).

Asisten Administrasi Umum Setdakot Tomohon ODS Mandagi dalam sambutannya mengatakan jika buku tersebut menjadi aset bagi pemerintah kota. Karena itu akan memberikan kontribusi berarti, dimana melalui buku ini akan memberikan warisan bagi anak cucu untuk dibaca. Sehingga bisa memberikan pengetahuan terkait perjalanan Tomohon Menuju Kota.

Berbagai cerita lainnya dipresentasikan penulis, mulai dari ditemukannya dokumentasi tugu pembebasan sejak 1958 sudah ada di Tomohon tepatnya di pertigaan Tololiu Matani. Itu diprakarsai Mayor Sumadi selaku komandan Batalion 501 pada 16 Agustus 1958.

Turambi sendiri menuturkan pemenuhan bahan untuk buku ini bisa dikatakan dikumpulkan selama 19 tahun lamanya.

“Berbagai hal berliku ditemui dalam pengumpulan data, tetapi jujur sebagai penulis berupaya untuk memghindari subjektivitas. Karena dalam penulisan buku ini akan membahas terkait perjalanan Tomohon menuju kota sejak awal hingga peristiwa sesudah tanggal 27 Januari 2022 nanti. Berisikan sekitar 200 halaman dan konsepnya berbeda, dengan buku biasanya karena terdapat poin-poin semangat perjuangan,” jelas Turambi.

Penulis yang juga telah berhasil menerbitkan buku tentang Babe Palar ini menambahkan jika dirinya tidak mencari keuntungan materi lewat karya tersebut. Dimana rencananya buka tersebut akan mulai proses percetakan mulai 1 Maret 2022 sekitar 100o eksemplar.

“Setelah dicetak akan disumbangkan bagi masyarakat Kota Tomohon. Satu hal penting juga dimana buku ini akan menjadi referensi yang akan dishare ke gerakan membaca buku Kota Tomohon,” kata Turambi.

Termasuk bagi masyarakat Tomohon yang ada di luar daerah dan negeri. Bahkan akan disiapkan format digital agar mereka yang berada di Amerika, Jerman, Belanda maupun di luar daerah lainnya bisa membacanya.

“Kami juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berkontribusi dengan menyumbangkan tulisannya. Sekaligus sebagai bentuk hadiah kami untuk HUT Kota Tomohon ke 19 tahun ini,” punkasnya.

Ikut hadir sejumlah tokoh pejuang Kota Tomohon Ibrahim ‘Bam’ Tular, Piet Pungus, Hanny Mathindas, Harryanto YS Lasut, Albertus Tulus, Pdt Richard Siwu, Ronny Pandey, Jack Palar, Johnny Orah, Wiem Gontha, Dani Tular, Keis Kainde, Jhonson Liuw, Itje Mambu, James Rotikan, Tenny Assa.

Ada pula sejumlah tokoh muda Tomohon seperti Stevy Tampi dan James Tangkawarouw yang ikut memberikan ide, tambahan masukan hingga koreksi.

Latest from Same Tags