20 April 2024

/

Upacara Adat Tulude Hari Jadi Sangihe ke 597 Penuh Hikmah

3 mins read
Upacara Adat Tulude Sangihe
Salah satu rangkaian dalam prosesi upacara adat Tulude di Sangihe

KANALMETRO, SANGIHE – Pelaksanaan upacara adat Tulude dalam rangka Hari Jadi Sangihe ke 597, Senin (31/1/2022) malam  di Papanuhung Santiago Tampungang Lawo berlangsung penuh hikmah.

Setelah beberapa kali menggelar upacara tulude sebelumnya disituasi pandemi covid-19 sehingga penuh dengan pembatasan, namun pelaksanaan Tulude tahun 2022 dilaksanakan dengan istimewa karena turut dihadiri oleh peserta sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) tahun 2022 dan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi.

Berbagai prosesi adat dan seni budaya Sangihe disajikan bagi para undangan dan masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan.

Bupati Jabes Ezar Gaghana mengatakan bahwa upacara adat Tulude dalam rangka Hari Jadi Sangihe di tahun 2022 ini dirasakan sangat istimewa. Itu karena dihadiri peserta sidang MPL-PGI dan Gubernur Sulut yang diwakili Badan perbatasan Propinsi Sulut Jetty Puluh.

Dijelaskan pula bahwa pesta adat Tulude memiliki makna yang mendalam. Karena didalamnya terkandung tiga hal penting.

Ketiga hal penting itu yakni mensyukuri segala berkat dan anugerah Tuhan yang telah dikaruniakan sepanjang tahun berlalu, memohon ampun atas segala kesalahan serta semua dosa yang pernah dan telah dilakukan dalam perjalanan waktu menjalani hari-hari kehidupan disepanjang tahun silam. Serta menyerahkan dan memohon penyertaan Tuhan dalam kelanjutan hidup dan pengabdian di tahun baru yang sedang dijalani saat ini.

“Melalui moment ini juga kita mengucap syukur dan berterima kasih dalam rahmatnya serta memohon untuk meluputkan dari pandemi Covid-19. Karena itu hanya kepada Dialah kita memanjatkan syukur dan doa,” tambah Bupati.

Sementara Puluh mengapresiasi atas pelaksanaan upacara itu yang konstruktif serta sangat bernuansa religi dan pelestarian budaya.

“Tulude merupakan warisan leluhur yang sangat menarik. Juga merupakan warisan budaya yang penuh makna dan syarat nilai-nilai keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,” kata Puluh.

Sehingga menurutnya upacara adat Tulude merupakan harta yang tidak ternilai dari Tuhan di masyarakat Nyiur Melambai (sebutan untuk Sulut, red), terlebih khusus Nusa Utara. Karena jika tidak melestarikannya, maka Tulude akan punah, dilupakan dan hanya menjadi kenangan dalam catatan sejarah.

“Jika kita mengaktualisasikan dalam konteks pembangunan, maka pasti akan menjadi kekuatan pendorong dalam mewujudkan masyatakat Sulawesi Utara yang maju dan sejahtera. Serta menjadi sukacita, kegembiraan dan kebanggaan tersendiri secara pribadi ditengah masyarakat,” pungkasnya.

Nampak hadir Danlanal Tahuna Kolonel Laut (P) Sobarudin MTr Hanla, Dandim 1301 Letkol Arm Lukas Meinardo Sormin, Kapolres AKBP Denny Wely Wolter Tompunuh SIK serta Kajari Kepulauan Sangihe Eri Yudianto SH MH yang menggunakan pakaian adat.

Latest from Same Tags