KANALMETRO, SULUT – Anggota Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) Herwyn Malonda mengajak kepada seluruh Perguruan Tinggi agar kiranya dapat memberikan kritik konstruktif bagi penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu).
“Kiranya Perguruan Tinggi termasuk Unima dapat memberikan kajian-kajian akademisnya berupa kritik konstruktif kepada penyelenggara pemilu,” ajak mantan Malonda yang juga mantan Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ketika memberikan kuliah umum pada program pasca sarjana Unima, Kamis (28/4/2022).
Dimaksud Malonda, kritik konstruktif terlebih khusus diberikan terhadap Bawaslu agar turut menyempurnakan pelaksanaan tugas dan kewenangan. Terlebih ketika dalam tahapan Pemilu dan Pemilihan.
Karena menurutnya Pemilu dan Pemilihan bukan hanya mengenai teknis penyelenggaraan .Tapi lebih penting dari itu, Pemilu dan Pemilihan berbicara mengenai etika serta moral dalam kehidupan sosial politik masyarakat.
Kesempatan itu juga Malonda menyampaikan materi dan informasi mengenai kewenangan Bawaslu, pengawasan partisipatif, tantangan serta penanganan pelanggaran dalam Pemilu dan Pemilihan tahun 2024.”
“Bawaslu merupakan lembaga yang berperan untuk memberikan warning dalam tahapan Pemilu dan Pemilihan, kemudian menindak tegas ketika ada pelanggaran,” kata Malonda.
Dijelaskannya pula bahwa Bawaslu merupakan satu kesatuan lembaga penyelenggara Pemilu bersama KPU dan DKPP yang sesuai dengan pasal 22E UUD 1945.
“Keseluruhan lembaga penyelenggara Pemilu tersebut bertugas untuk memastikan Pemilu serta Pemilihan berjalan secara adil dan berintegritas sehingga dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin bangsa yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu dijelaskan Malonda bahwa beberapa upaya yang akan dilakukan untuk itu salah satunya adalah meningkatkan profesionalitas personil dalam pelaksanaan tugas dan wewenang serta memaksimalkan akuntabilitas penggunaan anggaran negara.