15 March 2025

/

TIFF 2022 Bakal Gairahkan Ekonomi Pariwisata Sulut

3 mins read
TIFF 2022
Salah satu lokasi wisata di Kota Tomohon yang terus mendapat kunjungan wisatawan lokal maupun luar daerah (KM-Wailan)

KANALMETRO, TOMOHON – Tomohon International Flower Festival (TIFF) tahun 2022 diprediksi nantinya bakal ikut menggairahkan ekonomi Pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut).

Karena nantinya sejumlah potensi pariwisata di Sulut akan kena imbas dari pelaksanaan TIFF yang akan digelar Agustus tahun 2022.

Salah satu imbas yang bakal terdampak adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun asing ke sejumlah daerah di Sulut.

Apalagi sejak pandemi terjadi, berbagai iven pariwisata besar belum terlaksana seperti TIFF. Sehingga hal itu juga ikut berimbas pada kunjungan wisatawan.

Seperti di tahun 2019 kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) sebanyak 99.997. Sedangkan tahun 2020 turun menjadi 630, dan tahun 2021 hanya ada empat Wisman dari target 1200.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Tomohon Masna Pioh melalui Sekretaris Dinas Chrisnaldus Roring menjelaskan untuk tahun 2022 ditargetkan kunjungan Wisatawan Nusantara sebanyak 589.495, sedangkan Wisman 1.400.

“Dengan adanya TIFF minimal bisa membuat multiplier effect sehingga ekonomi masyarakat Tomohon bisa menggeliat,” kata Roring.

Karena menurutnya ada dua value dari pelaksanaan TIFF 2022 ini yaitu Commercial value, dimana dekorator, petani bunga, para tukang/pekerja float, sewa kendaraan, toko bangunan. 

“Pada hari pelaksanaan,  Rumah Makan, resto, transportasi, pengrajin kue semua bisa mendapat  keuntungan,” jelasnya.

Sedangkan yang kedua adalah Cultural Value, dimana budaya menanam bunga lebih kokoh di tomohon. Karena pengucapan syukur se kota Tomohon juga bagian dari budaya yang nilai ekonominya tinggi.

Sementara Merry Karouwan owner Excelsior Tours and Travel menjelaskan sudah seharusnya menghargai semua wisatawan yang datang berkunjung dari manapun mereka berasal.

“Pandemi saat ini sudah membuktikan. Semua wisatawan datang dan kita harapkan mau spend money untuk menunjang pendapatan  daerah,” tukasnya.

Wanita yang pernah menjabat Direktur Manado Tourism Board ini juga mengatakan melihat potensi TIFF 2022 dirinya optimis bakal menggairahkan pariwisata yang sempat redup akibat diterpa pandemi.

“Salut untuk panitia TIFF 2022. Saya meihat semua kearifan lokal dikerahkan dalam mengsukseskan salah satu andalan iven pariwisata di Sulut ini,” tambah mantan ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) ini.

Sedangkan pengamat Pariwisata Sulut Prof Winda Mingkid mengatakan jika dirinya melihat trend di masyarakat berwisata saat ini telah menjadi suatu kebutuhan.

Dimana dalam situasi pandemi saat ini terdapat perubahan arah, karena yang dikejar bukan lagi kuantitas melainkan kualitas pariwisata. Sehingga pelaku industri pariwisata perlu memaksimalkan apa yang belum dipahami para pengunjung.

Lebih lanjut penyandang Nona Manado tahun 1990 ini tidak menampik dalam situasi ini, wisatawan lokal menjadi tulang punggung pariwisata dalam menggerakkan roda ekonomi.

“Saya yakin lokal turis akan banyak berperan dalam keadaan pandemi. Selama ini Sulut terlalu fokus pada turis mancanegara dan domestik sehingga melupakan aset lokal yang sebenarnya kita miliki,” tambahnya.

Dikatakannya pula bahwa Orang Manado sejak dulu senang berwisata. Seharusnya masa pendemi ini memberikan kesempatan emas bagi para pelaku bisnis pariwisata di Sulut untuk mempromosikan serta mengajak turis lokal.

“Lebih baik fokus pada turis lokal saja daripada ketidakpastian untuk mereka harus berwisata keluar Sulut,” pungkas Putri Ayu Indonesia tahun 1992 ini.

Latest from Same Tags