20 April 2024

Angka Stunting di Tomohon Terendah se Sulut

2 mins read
Stunting Tomohon
Tim percepatan penurunan Stunting Kota Tomohon usai melakukan Rakor (foto pemkot)

KANALMETRO, TOMOHON – Angka Stunting di Kota Tomohon merupakan yang paling terendah dari seluruh Kabupaten maupun Kota lain di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Data itu pun berdasarkan hasil survey dari Pencatatan dan Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat (PPBGM) yang terungkap dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kota Tomohon oleh Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah )Bapelitbangda) setempat dan dipimpin langsung Wakil Wali Kota Wenny Lumentut, Kamis (7/7/2022).

“Pemerintah Kota tetap berkomitmen untuk melakukan upaya percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting,” kata Lumentut yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tomohon.

Kepala Bapelitbangda Tomohon Daniel Pontonuwu menuturkan berdasarkan survei versi Pencatatan dan Pelaporan Berbasis Gizi Masyarakat (PPBGM) Kota Tomohon berada pada posisi terendah terkait kasus stunting di wilayah Sulawesi Utara.

Hal ini dibuktikan dengan perolehan 0,34 persen dari hasil survei atas 3.807 balita, hanya ditemukan 13 kasus stunting. Tapi kalau berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kota Tomohon kedua terendah di wilayah Sulut dengan perolehan 18,3 sedangkan paling rendah Kabupaten Minahasa memperoleh angka 17,5.

Sementara data lain yang diperoleh 13 kasus Stunting di Tomohon tersebar di empat kecamatan, yakni Tomohon Utara empat, Tomohon Tengah empat, Tomohon Barat satu dan Tomohon

Hadir dalam rapat Manager Program Satgas Percepatan Penurunan Stunting dari Kementerian BKKBN RI Murphy Kuhu serta sejumlah pejabat terkait di Pemkot Tomohon.

Sementara dari data yang diperoleh bahwa Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding anak seusianya. Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak.

Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Dimana kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan otak. Rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan keberhasilan pendidikan.

Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan dimasyarakat.

Latest from Same Tags