19 February 2025

/

Cegah Virus Flu Babi Afrika di Sulut, APBS Sampaikan Surat Terbuka Kepada Gubernur

2 mins read
Demam Babi Afrika
Dinas Pertanian Sangihe mencatat ada 81 kasus virus ASF yang terjadi hingga Agutus 2023. Foto ilustrasi (Pexels)

KANALMETRO, SULUT – Guna mencegah mewabahnya African Swine Fever (ASF) atau Virus Flu Babi Afrika di Sulawesi Utara (Sulut).

Maka Asosiasi Peternak Babi Sulawesi Utara (APBS) menyampaikan surat terbuka kepada Gubernur bersama Kapolda dan Ketua DPRD Sulut.

Surat terbuka itu disampaikan sebagai upaya dari APBS terkait pencegahan menyebarkan Virus Flu Babi Afrika di Sulut, yang kini mengancam terjadi didaerah Nyiur Melambai ini.

APBS menegaskan bahwa dampak dari virus ini mengakibatkan kematian ternak babi 100 persen. Sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi pelaku usaha ternak babi didalamnya termasuk petani jagung, petani padi, toko pakan, tukang potong, PAD Pasar dan masih banyak lagi.

Mengingat Sulut merupakan Provinsi pengirim daging babi terbesar ke 2 se Indonesia. Dan hal ini juga merupakan sumber PAD yang cukup besar saat ini karena satu-satunya daerah penghasil daging babi yang aman hanya Sulut. Sehingga daging babi Sulut bisa diterima di seluruh Indonesia.

Dan ini merupakan komoditi unggulan Sulut (data Kementerian Pertanian tahun 2021) untuk mencegah agar supaya Virus ini tidak masuk ke Sulut. Maka APBS sangat intens melakukan sosialisasi ke pelaku usaha ternak babi bersama dinas terkait dalam hal ini Dinas pertanian.

“Namun ada beberapa kendala yang kami alami dimana lalu lintas ternak babi dari daerah yang terkena virus yakni Sulawesi Tengah masih bebas masuk ke Sulut dengan berbagai cara. Dan ini sudah kami sampaikan ke Dinas terkait,” kata Ketua APBS Sulut, Gilbert MT Wantalang didampingi Daan Kairupan selaku Sekretaris.

Namun mereka mengatakan jika kini terkendala dana operasional penjagaan dan lokasi pemusnahan di wilayah perbatasan sehingga kemungkinan besar virus ini sudah masuk ke Sulut yakni ke beberapa lokasi.

Oleh karena itu mereka berharap Gubernur, Kapolda dan Ketua DPRD Sulut bisa membantu untuk bisa terhindar dari penyakit itu yang sangat merugikan semua. Serta bisa menyebabkan Inflasi dan ketahanan pangan pokok Sulut.

Caranya dengan penegasan penjagaan perbatasan dan lokasi pemusnahan ternak babi dari daerah luar yang ditemukan. Karena pada Kamis, 18 Mei 2023 ketika ditemukan di daerah perbatasan namun tidak dimusnahkan.

Karena kendala Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dan Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) tidak ada lokasi pemusnahan dan anggaran pemusnahan. Akhirnya babi bisa lolos masuk Wilayah Sulut.

Latest from Same Tags