04 October 2025

Sanggar Kamang Wangko Gelar Lokakarya Cerita Rakyat Tombulu

2 mins read

KANALMETRO, TOMOHON – Upaya pelestarian bahasa daerah dan tradisi tutur Minahasa kembali mendapat perhatian melalui kegiatan Lokakarya Cerita Rakyat Minahasa Dialek Tombulu yang digelar Sanggar Kamang Wangko Woloan di Amphitheater Woloan, Kota Tomohon, Rabu 1 Oktober 2025.

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Lokakarya dan Lomba Cerita Rakyat Minahasa Dialek Tombulu dengan tema Merawat Akar, Menyemai Cerita.

Ketua Sanggar Kamang Wangko Woloan, Armando Loho menegaskan pentingnya upaya revitalisasi bahasa daerah melalui jalur pendidikan dan seni.

“Cerita rakyat bukan hanya warisan, tetapi juga sumber nilai dan identitas. Dengan menghadirkannya kembali dalam dialek Tombulu, kita menghidupkan memori kolektif sekaligus menguatkan jati diri Minahasa,” ungkapnya.

Ketua Panitia, Oktavianus Pusung menjelaskan kegiatan berlangsung selama tiga hari, 1–3 Oktober 2025, dengan rangkaian agenda mulai dari diskusi, lokakarya penulisan, hingga penampilan seni. Ia menambahkan, program ini merupakan bagian dari Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Sastra yang digagas oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

“Melalui Banpem Komunitas Sastra, komunitas diberi ruang untuk menghidupkan kembali tradisi tutur. Kami berharap generasi muda semakin mencintai dan menggunakan bahasa daerahnya,” kata Pusung.

Pada hari pertama, peserta yang terdiri dari siswa SD dan SMP se-Kecamatan Tomohon Barat mendapat pembekalan dari Johanis Paulus Loho selaku pegiat literasi Tombulu sekaligus pelestari tradisi lisan Mahzani. Materi yang diberikan menekankan dasar-dasar cerita rakyat serta keberanian membawakan kisah dalam dialek Tombulu.

Kegiatan semakin meriah saat sejumlah siswa tampil membawakan cerita rakyat karya mereka sendiri. Dengan penuh percaya diri, mereka mempersembahkan kisah-kisah rakyat Minahasa menggunakan dialek Tombulu di hadapan peserta dan tamu undangan. Penampilan ini mendapat apresiasi luas serta menjadi bukti nyata bahwa generasi muda mampu menjaga sekaligus menghidupkan tradisi lisan.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari upaya menjaga identitas Minahasa. Saya juga mendorong generasi muda untuk terus mencintai Bahasa Ibu ini,” kata Camat Tomohon Barat, John Lonta.

Pada kesempatan tersebut, beberapa perwakilan siswa kembali menampilkan cerita rakyat Minahasa yang tengah mereka pelajari. Kehadiran generasi muda dalam kegiatan ini semakin mempertegas bahwa pelestarian tradisi lisan Minahasa tetap relevan dan terus mendapat ruang di tengah perkembangan zaman.

Latest from Same Tags