11 November 2025

/

Dengan Semangat ‘Mehengke Nusa’ Membara, Festival Seni Budaya Sangihe 2025 Resmi Dibuka

4 mins read

KANALMETRO, SANGIHE – Festival Seni Budaya Sangihe (FSBS) Tahun 2025 secara resmi telah dibuka pada Jumat 7 November 2025, mengawali rangkaian acara dengan sebuah karnaval budaya meriah yang sukses memadati seputaran Kota Tahuna.

Kegiatan akbar yang dijadwalkan berlangsung hingga 15 November di Pelabuhan Tua Tahuna ini menjadi wujud nyata kecintaan masyarakat terhadap warisan leluhur, sekaligus upaya strategis untuk menggerakkan roda ekonomi daerah, Dengan semangat mengusung tema Mehengke Nusa (mengangkat harkat martabat daerah). Membangun Bersama Rakyat.

Ribuan pasang mata tumpah ruah di sepanjang rute karnaval, antusias menyaksikan arak-arakan budaya yang merepresentasikan kekayaan Sangihe. Parade diawali dengan barisan kehormatan yang menampilkan ikon Kabupaten Kepulauan Sangihe, Bendera Merah Putih, dan bendera lambang daerah, yang dikawal apik oleh Paskibraka Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Kemeriahan festival semakin terasa dengan arak-arakan “Tamo Raksasa” (kue adat Sangihe) dan kostum ikon satwa endemik Sangihe. Parade dilanjutkan dengan pertunjukan tari Salo dan Upase, serta representasi budaya daerah yang melibatkan komunitas seni, institusi pendidikan, dan beragam elemen masyarakat lainnya.

Pelaksana tugas (Plt) Sekertaris DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Niklas Silangen, saat membacakan sambutan Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE, secara resmi membuka kegiatan FSBS 2025. Gubernur dalam sambutannya menekankan bahwa festival ini terselenggara berkat semangat gotong royong atau “mapalus”, dan bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga tentang identitas daerah.

“Kemajuan tidak berarti meninggalkan akar budaya, melainkan tumbuh kuat darinya,” ujar Gubernur, mencontohkan keberhasilan negara-negara maju seperti Jepang dan Korea, serta Bali di Indonesia, yang kuat karena menjaga budayanya. Ia berpesan khusus kepada generasi muda Sangihe agar tidak merasa kuno mencintai budaya sendiri. “Kita bisa jadi modern tanpa kehilangan jati diri. Justru dari budaya, kreativitas itu tumbuh.”Pemerintah Provinsi Sulut, lanjutnya, berkomitmen menjadikan FSBS sebagai agenda tahunan yang berdampak pada pariwisata nasional dan internasional, serta membuka peluang ekonomi dan lapangan kerja lokal.

Sementara itu, Bupati Kepulauan Sangihe, Michael Thungari dalam sambutannya menegaskan pentingnya festival ini sebagai manifestasi cinta terhadap warisan leluhur, menyoroti peran strategis kebudayaan di tengah arus transformasi digital.

“Transformasi digital bukan berarti meninggalkan budaya lama, tetapi menjadi jembatan untuk memperluas jangkauan dan makna budaya kita,” jelas Bupati.

Ia berharap kegiatan ini dapat membangun kembali ekosistem budaya daerah yang berperan penting dalam menunjang sektor perekonomian lokal, pariwisata, UMKM, dan industri kreatif. “Seni, adat, dan budaya tidak hanya hidup di panggung festival, tetapi juga berdampak nyata pada kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.

Asisten III Setda, Vebe AK Bawole selaku Ketua Panitia, dalam laporannya menyampaikan bahwa festival ini bertujuan untuk mempromosikan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif daerah. Kabupaten Kepulauan Sangihe sendiri memiliki 49 daya tarik wisata unggulan dan 121 pelaku usaha ekonomi kreatif.

Potensi ini diharapkan dapat menarik wisatawan dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui beragam kegiatan yang akan memeriahkan FSBS 2025, antara lain pameran seni dan fotografi, lomba Masamper, musik bambu, hadrah, perahu dayung, pakura, hingga pesta rakyat.

Tampak hadir dalam pembukaan tersebut antara lain Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Tendris Bulahari dan Sekertaris TP-PP Ny Agnes Bulahari Walukow serta Ketua TPP Kabupaten Kepulauan Sangihe, Ny Cherry Thungari Soeyoenus, Sekertaris Daerah Melanthon Herry Wolff bersama Ketua Darma Wanita, Forkopimda, para Asisten Setda, Organisasi Perangkat Daerah bersama jajarannya, BUMN, BUMD, dan tamu undangan lainnya. (advetorial)

Latest from Same Tags