TOMOHON – Telah diwacanakan jika nanti seluruh pejabat di Pemeritah Kota (Pemkot) Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara akan memakai baju adat ketika sedang melaksanakan tugas kedinasan. Hal itu dikatakan Penjabat Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Tomohon Jimmy Ringkuangan ketika menghadiri Musyawarah Adat Majelis Kebudayaan Minahasa (MKM) Pakasaan Tombulu, Jumat (23/4/2021).
“Akan diwacanakan para pejabat Tomohon untuk memakai baju adat ketika melaksanakan tugas kedinasan, namun bakal diatur harinya apa. Hal ini akan dikoordinasikan dengan Walikota Caroll Senduk dan Wakil Walikota Wenny Lumentut,” kata Ringkuangan.
Selain itu dirinya berharap musyawarah adat itu bisa terus melanjutkan kiprahnya sebagai lembaga pemersatu masyarakat melalui pelestarian adat istiadat Minahasa di Kota Tomohon. Sekaligus merangkul semua organisasi adat yang ada di Kota Tomohon demi kemajuan serta pemberdayaan adat istiadat dan budaya yang telah mengakar dalam masyarakat.
“Perlu dipahami bahwa sekarang kita sedang berada dalam kehidupan dunia modernisasi yang telah mengakibatkan pergeseran adat dan budaya akibat kemajuan teknologi komunikasi serta pengaruh dari luar daerah,” kata Ringkuangan.
Sehingga kini membutuhkan kepedulian bersama untuk tetap melestarikan adat dan budaya agar tetap terpatri dalam individu dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu harus mampu menampung semua aspirasi budaya dan adat istiadat yang ada sehingga tidak terjadi benturan atau kesalahpahaman dengan struktur masyarakat yang telah tumbuh serta berkembang.
Baca juga: Siswa di Tomohon Akan Gunakan Bahasa Tombulu dan Pakaian Adat di Sekolah
Agar tidak terjadi kehilangan jati diri atau tersesat dan tergerus dalam kehidupan modernisasi. Karena adat budaya minahasa merupakan warisan dari leluhur yang patut ditumbuh kembangkan dan lestarikan. Salah satunya dengan mengatur soal penggunaan baju adat di kalangan pejabat Tomohon sebagai contoh kepada masyarakat.
“Kecilnya rasa kecintaan generasi muda terhadap adat dan budaya menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan serta pelestarian adat maupun budaya. Semestinya hal ini tidak terjadi kalau kita semua mau peduli serta perhatian terhadap adat dan budaya,” tambahnya.
Ringkuangan pun berharap dalam mengemban tugas perlu meningkatkan keteladanan, kemampuan dan pengetahuan. Dengan harapan akan dapat menghasilkan pengurus baru yang mampu menguasai adat-istiadat dan mengevaluasi serta memunculkan program-program yang lebih baik. Apalagi musyawah itu merupakan bentuk ekspresi dari kehendak masyarakat Tomohon untuk berhimpun, bermusyawarah tentang keberadaan adat dan kebudayaan Minahasa. (wan)