29 March 2024

Perkuat Tradisi Budaya Lewat Upacara Adat Ohlorz Sumolo

5 mins read
Upacara adat Minahasa Ohlorz Sumolo
Upacara adat Ohlorz Sumolo u wale kakasean di RBN Wale Mazani

TOMOHON – Eksistensi pelestarian budaya Minahasa terus dioptimalkan. Kali ini, gelaran Upacara Adat Ohlorz Sumolo U Wale Kakasean diperagakan di Rumah Budaya Nusantara (RBN) Wale Mazani Minahasa, pada Selasa (4/5/2021). Ohlorz Sumolo ini sendiri dimaknai sebagai ritual upacara adat orang Minahasa ketika akan memasuki dan bertinggal di rumah yang baru, dalam bahasa Manado dikenal dengan istilah ‘nae rumah baru’. Setelah selesai bangunan fisiknya, sebagai bentuk ungkapan syukur atas berkat Opo Empung Wailan Wangko.

Upacara adat Ohlorz Sumolo atas Wale Kakasean sebagai tempat usaha baru di RBN Wale Mazani Minahasa.

Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi  mengakui pemajuan Kebudayaan di Sulut terus digenjot Disbud Sulut melalui program ODSK terkait Kebudayaan, diantaranya melalui program ‘Simak Budaya Torang ODSK‘, dimana lrogram ini diangkat guna memberi apresiasi yang tinggi terhadap Desa Budaya, Tradisi Lisan serta Musik Kolintang sebagai kekayaan budaya daerah Sulut.

“Kami merasa bangga dan memberi apresiasi sangat tinggi bagi RBN Wale Ma’zani yang telah tampil terdepan dalam upaya memajukan  kebudayaan Minahasa bukan hanya memberi titik tekan pada kolintang tapi juga dengan menampilkan ritual adat Ohlorz Sumolo yang telah ditampilkan malam ini.  Sungguh ini menjadi sebuah edukasi tersendiri bagi banyak pihak dimana RBN Wale Ma’zani telah menunjukkan kepada publik sebuah warisan leluhur yang sangat bernilai ketika akan memasuki hunian baru dengan menggunakan bahasa etnis Tombulu,” ujar Kadis Kebudayaan Sulut Patricia Mawitjere 

Diakuinya Kota Tomohon dan Sulut sangat berbangga karena memiliki pelaku budaya yang terbukti eksis dan sangat konsisten dalam rentang waktu yang bukan pendek mengupayakan kemajuan kebudayaan dan mewariskannya sebagai bagian dari proses pelestarian kebudayaan itu sendiri.

“Dengan melibatkan banyak angkatan milenial sebagai pendukung utama dalam memainkan kolintang merangkap juga menari hingga nyanyian-nyanyian berbahasa Tombulu, sudah jelas bahwa RBN Wale Ma’zani juga ingin menunjukkan bahwa ada sebuah proses sustainability di situ guna menjaga agar apa yang telah diinisiasi ini juga bisa dikenal dengan harapan ke depan akan pula dilestarikan oleh generasi muda,” lanjut Mawitjere.

Kepala Dinas Kebudayaan Sulut, Patricia Mawitjere saat membawakan sambutan

Selaku Pemerintah provinsi memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Wale Ma’Zani.

“Terlebih kepada Ketua Sanggar Joudy Aray yang selama 15 tahun bekerja keras dalam pemajuan kebudayaan Minahasa di Kota Tomohon. Semoga tempat ini bisa menjadi salah satu spot budaya yang bisa dikenal dunia,” ungkap Mawitjere mewakili Gubernur Sulut saat memberikan sambutan.

Sementara itu Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut yang hadir bersama istri Eleonora Sangi-Lumentut menuturkan Pemerintah Kota Tomohon memberi perhatian dan dukungan penuh pada para pelaku budaya seperti sanggar-sanggar hingga komunitas budaya dalam berkreasi berinovasi dan menghasilkan kemasan atraksi yang bisa dijual dalam dunia Pariwisata, dan eksistensi kegiatan, agenda-agenda atraksi budaya yang bersifat kontinyu yang juga berujung pada terjaminnya kesejahtraan masyarakat budaya itu sendiri.

“Pemkot Tomohon juga memberi apresiasi yang tinggi bagi RBN Wale Mazani yang telah menginisiasi kegiatan ini dan kegiatan-kegiatan berbasis budaya Minahasa di sini, dimana tetap eksis mempertahnkan budaya Tombulu. Yang seperti ini wajib kita lestarikan, apalagi saat ini generasi muda kita kebanyakan sudah jarang menggunakan bahasa Tombulu, hanya di beberapa kelurahan saja seperti Rurukan, Kumelembuai, Woloan, Taratara dan beberapa tempat lainnya, sehingga Pemerintah ke depan mewajibkan pendidikan usia dini wajib menerapkan muatan lokal berbasis kebudayaan,” terang Lumentut.

Setelah upacara adat Ohlorz Sumolo u wale Kakasean para undangan menikmati hiburan dan hidangan yang disiapkan

Harapannya, upacara adat Ohlorz Sumolo in dapat juga direplikasi ke tempat lain di Kota Tomohon sehingga semakin banyak pelaku-pelaku budaya yang bisa menggali warisan leluhur Minahasa untuk dikemas dalam tampilan yang bisa memikat.

“Tomohon menjadi daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, para pelancong baik dari mancanegara maupun dari nusantara nanti akan berkunjung. Untuk itu kita harus siap infrastruktur dan SDM, sehingga bila hal ini bisa terwujud, maka prakstis Kota Tomohon akan menjadi kian terkenal sebagai Kota Wisata dunia berbasis budaya,” jelas Lumentut.

Baca juga : Sawua Kolintang Kawinkan Konsep Pariwisata – Budaya

Setelah upacara adat, dilanjutkan dengan ungkapan syukur yang ditandai dengan makan di atas daun yang merupakan tradisi masyarakat Minahasa. Juga turut ditampilkan aksi musik Kolintang dari Sanggar Mazani. Kegiatan budaya ini dihadiri mantan Wakil Walikota Tomohon yang juga pemerhati seni budaya Syerly A Sompotan, tokoh budaya Prof. Perry Rumengan, Pst DR. Cardo Renwarin, Pst Alexander Tamangendar, Pst Melky Toreh, Pst Jimmy Toreh, Pdt DR. Siwu dan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kota Tomohon Toar Pandeirot, Anggota DPRD Tomohon Ferdinand Mono Turang dan para seniman dan budayawan lainnya. (Wam)

Latest from Same Tags