KANALMETRO, TOMOHON – Tomohon kembali menunjukkan kekayaan budayanya melalui Ritual Adat Ohlor Silan Ne Tombulu Toumuung, atau Pesta Pernikahan Adat Tombulu, yang digelar di Rumah Budaya Nusantara (RBN) Wale Mazani, Rabu 29 Januari 2025. Upacara sakral ini mempertemukan dua mempelai, Rama Sulu dan Hana Kontu, dalam prosesi pernikahan tradisional yang dihadiri keluarga besar dan komunitas budaya.
Prosesi dipimpin oleh Walian Tu’a didampingi Sumisingka, yakni Adolf Manopo, Pdt Richard Siwu, dan Pastor Cardo Renwarin. Ritual diawali dengan doa pembuka, dilanjutkan dengan penyerahan, janji, pengukuhan, hingga Tarendem Rondor, sebagai simbol penyatuan dua insan dalam kehidupan rumah tangga. Upacara semakin semarak dengan pertunjukan seni khas Minahasa, seperti Musik Bambu, Kolintang, Maengket, Mazani, Kabasaran, dan Makaaruyen.
Charlie Dumingan dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Manado dalam sambutannya mengapresiasi penyelenggaraan pernikahan adat Tombulu tersebut di Kota Tomohon.
“Kami mengucapkan selamat kepada keluarga yang telah melangsungkan pernikahan adat. Juga apresiasi bagi seluruh budayawan, khususnya dari RBN Wale Mazani, yang konsisten melestarikan budaya. Sangat membanggakan melihat keterlibatan generasi muda, karena pemajuan kebudayaan membutuhkan penerus yang akan menjaga semangat ini tetap hidup,” ujar Dia.
Ketua Umum RBN Wale Mazani Minahasa, Joudy Dj Aray, menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya agar tetap dikenal oleh generasi masa kini.
“Melalui ritual Ohlor Silan Ne Tombulu Toumuung ini, kita semakin memasyarakatkan budaya kita agar tidak lekang oleh waktu,” kata Dia.
Pernikahan adat ini tidak hanya menjadi momen sakral bagi mempelai, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya pelestarian budaya dalam kehidupan masyarakat modern. Dengan tetap mempertahankan tradisi, identitas budaya Tombulu dapat terus hidup dan berkembang seiring perubahan zaman.
Turut hadir dalam upacara ini keluarga besar mempelai, pengurus organisasi Pinaesaan ne Tombulu, tokoh budaya Tomohon, pemimpin komunitas adat, serta pelaku seni dari berbagai generasi. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa budaya Tombulu masih kuat mengakar dalam masyarakat.
Menambah makna dalam acara ini, sebelum upacara pernikahan adat, juga diadakan Perayaan 5 tahun berdirinya komunitas Pinaesaan ne Tombulu. Momen ini menjadi ajang refleksi atas perjalanan komunitas dalam melestarikan dan mempromosikan budaya Minahasa, sekaligus memperkuat tekad untuk terus menjaga warisan leluhur bagi generasi yang akan datang.
Editor: Roni Sepang