KANALMETRO.COM – Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Stefanus BAN Liow (SBANL) menilai bahwa adanya isu terkait tunda pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 bukan hal yang penting dibanding lainnya.
“Masih banyak hal yang lebih penting seperti kenaikan harga dan kekurangan stok minyak goreng, pupuk, gula dan lainnya dibanding dengan isu tunda Pemilu atau lainnya, karena energi masyarakat bukan hanya terkuras soal itu,” tegas SBANL ketika menjadi narasumber dalam lokakarya oleh MPR RI di Makasar, Jumat – Minggu (11-13/3/2022).
Dijelaskannya bahwa isu itu dapat melemahkan kesepakatan-kesepakatan bangsa dalam Pancasila, UUD tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sesuai konstitusi negara, Pemilu dilaksanakan lima tahun sekali untuk memilih serta masa jabatan dari anggota DPD, DPR, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden. Untuk Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun. Sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan. Artinya hanya dibatasi dua kali saja menjabat Presiden dan Wakil Presiden,” kata SBANL.
Sedangkan mengenai implimentasi Empat Pilar MPR RI, berbagai tantangan dan kompleksitas permasalahan bangsa seiring dengan perkembangan zaman. Apalagi diera globalisasi, digital dan bonus demografi bahkan masa pandemi Covid-19.
Hal ini menjadi tantangan dan pergumulan tersendiri untuk mengoptimalkan dan menguatkan implimentasi Empat Pilar MPR RI. Terlebih ditengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara efektif serta solutif agar kehidupan masyarakat menjadi harmonis, adil dan sejahtera. Serta nilai-nilai luhur dari norma, budaya dan tradisi dari kearifan lokal tetapi lestari serta terjaga dengan baik.
Ikut juga tampil sebagai narasumber bersama SBANL yakni sejumlah anggota MPR RI dan akademisi. Lokakarya itu diikuti berbagai kalangan seperti akademisi, pengurus ormas dan kepemudaan di Provinsi Sulawesi Selatan.