KANALMETRO.COM – Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Stefanus BAN Liow (SBANL) meminta kepastian kepada Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi soal harga dan ketersediaan kebutuhan pokok (Bapok).
Hal itu disampaikan SBANL ketika Komite II DPD RI menggelar Rapat Kerja dengan Mendag di ruang rapat Majapahit kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (21/3/2022).
SBANL yang merupakan Senator asal Sulut meminta negara jangan kalah dengan spekulan dan atau mafia, termasuk para pembuat kelangkaan dan kemahalan minyak goreng serta Bapok lainnya yang sering sulit seperti pupuk, bawang merah, bawang putih.
“Negara wajib hadir dan bertindak tegas untuk kenyamanan, kegelisahan serta kesejahteraan rakyat,” tegas Liow.
Sehingga SBANL merekomendasikan peningkatan kolaborasi dan sinergitas Kementerian Perdagangan dengan Kepolisian untuk membentuk Unit Intelligent Economy guna mencegah dan memberantas rent-seeking di sektor perdagangan.
“Bukan hanya masalah harga dan ketersediaan minyak goreng maupun Bapok lainnya saja, karena disemua sektor perdagangan juga terjadi kelangkaan dan kemahalan seperti pupuk,” jelas SBANL.
Terkait masalah minyak goreng, Mendag mengakui bahwa harga internasional yang mendadak meningkat tentu mengganggu titik keseimbangan yang sudah tercipta.
“Sifat manusia yang rakus dan jahat akan diserahkan kepada pihak kepolisian karena mafia minyak goreng akan diungkap dalam satu hingga dua hari ini,” tukas Mendag.
Usai Raker dengan Mendag, dilanjutkan Raker Komite II DPD RI dengan Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansuri didampingi Sekjen Susyanto, Deputi Carlo Tewu dan Staf Khusus Menteri BUMN.
Kesempatan itu SBANL meminta BUMN untuk terus mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat serta daerah melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR, Platform Pasar Digital (PaDi) UMKM, keberpihakan UMKM di Sulut.
