KANALMETRO, TOMOHON – Angka kasus Stunting di Kota Tomohon kini menjadi paling terendah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) karena telah melampaui target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yakni 14 persen.
Dan menjadi terendah di Sulut, karena untuk tahun 2022, angka Stunting di Kota Tomohon yakni 13,7 persen.
”Dalam upaya menurunkan angka prevelensi Stunting di Tomohon ada dua tugas penting, yaitu dengan pemulihan bagi 13 kasus. Serta proses pencegahan agar tidak muncul kasus baru,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kota Tomohon, Inggrit Palit dalam Roadshow percepatan penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan bersama Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan RI, Jumat (17/3/2023).
Dia juga menjelaskan bahwa Roadshow itu untuk rembug bersama lintas sektoral, guna merumuskan dengan seluruh pihak terkait pencegahan Stunting. Seperti pernikahan usia dini karena berpengaruh pada kelahiran, gizi anak dan lainnya.
“Saat ini di Kota Tomohon berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tren penurunan prevelensi angka stunting tahun 2022 turun dibading 2021 yakni 18,3 persen. Ini menjadi pemacu semangat kami untuk mewujudkan Tomohon bebas Stunting,” tambah Dia.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah, Kota Tomohon, dr Jhonny Lumopa menambahkan sebagai satu-satunya daerah di Sulut yang telah mencapai target sesuai Peraturan Presiden RI nomor 72 tahun 2021 menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkot.
“Target kedepan tentunya menuntaskan kasus yang ada dengan intervensi spesifik terhadap anak-anak stunting. Serta yang tak kalah penting bagaimana pencegahan timbulnya kasus baru sehingga bisa mempertahankan trend penurunan dengan angka 4,6 persen,” terang Lumopa.