19 April 2024

FAKC Koordinasikan Bantuan Kemanusiaan Untuk Palestina

3 mins read
Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC)
Webinar Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC)

KANALMETRO, JAKARTA – Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC) akan menghimpun serta mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang menjadi korban konflik bersenjata antara Israel dan Hamas saat ini.

Hal itupun merupakan salah satu keputusan pertemuan webinar bertema Silahturahmi Kebangsaan dan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina, yang dilaksanakan di KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) Center, Jakarta,  Rabu (26/5/2021).

Seluruh peserta sepakat bahwa aksi penggalangan bantuan untuk rakyat Palestina murni berdasarkan prinsip kemanusiaan, bukan terkait sentimen keagamaan.

Sejumlah tokoh puncak FAKC yang hadir yakni  Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah, Sekjen Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) M Hanif Dakhiri, Ketua Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Hermawi Taslim, Sekjed Pengurus Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PNPS GMKI) Sahat Sinaga serta Ketua Presidium KAHMI Viva Yoga Maulani.

Basarah yang juga wakil ketua MPR RI menegaskan bahwa keberpihakan Indonesia terhadap ‘Palestina Merdeka’ telah menjadi bagian dari sejarah yang secara konsisten diperjuangkan terus oleh ketujuh Presiden Indonesia mulai dari  Soekarno sampai Joko Widodo.

Dikatakannya bahwa bagi Indonesia, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina adalah perintah kostitusi yang secara jelas tertuang di dalam alinea pertama pembukaan UUD 45: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan peri keadilan.”

Sementara Taslim mengatakan pentingnya gencatan senjata permanen agar tak ada lagi korban jiwa khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa.

Taslim menekankan perlunya semua pihak untuk kembali ke semangat ‘Pakta Perdamaian Oslo’ yang telah ditandatangani pada 20 Agustus 1993 di depan Presiden Palestina Yaser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin tentang peta jalan baru perdamaian dengan prinsip dua negara Palestina dan Israel.

“Semangat dua negara ini penting sebagai pintu masuk perundingan , saling mengakui keberadaan masing-masing sebagai negara merdeka,” jelasnya.

Dan lebih penting lagi, lanjut Taslim, Pakta Perdamaian Oslo itu juga sudah diratifikasi oleh Amerika Serikat sebagai salah satu aktor kunci dalam upaya perdamaian tersebut.

Taslim melihat prospek perdamaian kedepan akan lebih terbuka terutama setelah beberapa negara lain ikut memberi dukungan terhadap Pakta Perdamaian Oslo seperti  Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko.

Latest from Same Tags