27 July 2024

Jaga Tempat Ibadah, Tradisi Toleransi di Tomohon

3 mins read
Menjaga tempat ibadah ketika ada umat beragama merayakan hari raya keagamaan sudah menjadi tradisi lama di Kota Tomohon.

TOMOHON – Setiap adanya hari raya keagamaan, sering kali ditemui tempat ibadah mendapat penjagaan. Bukan hanya dari aparat kemanan bahkan umat dari agama lain seakan sudah menjadi tradisi toleransi di Tomohon.

Contoh konkritnya, saat pelaksanaan Ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus di gedung Gereja GMIM Sion Tomohon terdapat pemuda Ansor, Pemuda Masjid dan organisasi keagamaan muslim lainnya yang ikut mengamankan sehingga ibadah berlangsung khidmat.

“Ini salah satu bentuk program kerja sama antar umat beragama di Kota Tomohon yang diprakarsai oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tomohon,” ujar Ketua FKUB Tomohon Pdt Azer Roeroe.

Pengamanan Swakarsa ini dikoordinasikan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Tomohon, Pemuda Ansor dan Pemuda Masjid bersama dengan Panji Yoshua.

“Ketiga komponen organisasi yang bernafaskan keagamaan ini bersama-sama menjaga keamanan pelaksanaan ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus di gedung Gereja GMIM Sion Tomohon,” lanjut Pdt Roeroe yang juga Ketua Jemaat Fungsional GMIM Sion Tomohon.

Melihat tradisi toleransi tersebut mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Kapolres Tomohon AKBP Bambang Ashari Gatot menuturkan Kota Tomohon sebagai penerima Harmoni award dan kota toleran se Indonesia telah dibuktikan salah satunya dalam perayaan hari raya umat kristiani dalam rangkaian giat keagamaan perayaan Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah di Kota Tomohon.

“Dimana dalam pengamanan giat dimaksud selain Pelibatan petugas sebanyak 258 Personil Polres Tomohon, Unsur TNI, Sat Pol PP, Linmas, Maleo Lovers, Ormas Pemuda Gereja, Panji Joshua, juga terlibat di dalamnya pengamanan dari umat muslim Kota Tomohon yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Ansor dan Bantuan Serba Guna (Banser) dari PCNU Kota Tomohon sebanyak 24 orang yang tersebar di 7 Gereja,” urai Kapolres Tomohon.

Menjadi salah satu modal penting dalam pelestarian kerukunan hidup beragama di Tomohon.

“Ini menandakan adanya kesadaran yang tinggi dari seluruh lapisan masyarakat bahwa keamanan bukanlah tugas dari Kepolisian semata tetapi adalah tanggung jawab bersama untuk menunjang seluruh aktifitas sosial dan pembangunan kesejahteraan di Kota Tomohon,” lanjutnya.

Senada disampaikan salah satu pemuda GMIM mengapresiasi dan berterima kasih kepada saudara saudara umat muslim yang telah turut serta menjaga rumah ibadah saat ibadah Jumat Agung.

“Kegiatan ini bukan saja sekedar ceremonial saja, tapi juga sudah menjadi tradisi toleransi di Tomohon, untuk saling menjaga kerukunan antar umat beragama. Harapan kebersamaan ditengah perbedaan akan terus terjaga, karena torang samua basudara,” jelas Ivana Palit yang juga merupakan anggota Pemuda Lintas Agama Tomohon.

Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Tomohon mengakui tradisi ini sudah berlangsung cukup lama.

“Menurut pengalaman saya di era 98 ada instruksi dari PBNU untuk pengamanan gereja, ini merupakan wujud nyata memberikan keamanan dan kenyamanan khususnya umat nasrani yang beribadah Jumat Agung. Rasa persatuan dan kesatuan dalam bentuk kerukunan antar umat beragama menjadi salah satu semangat gerakan kami sore tadi,” jelas Ketua PCNU Tomohon Zamroni Khan.(zakaria)

Latest from Same Tags