27 July 2024

/

Perjalanan Politik JWS: Berani Mengkritik, Harus Siap Dikritik

5 mins read
Perjalanan Politik JWS
JWS mengisahkan perjalanan politik yang dijalaninya. Baik suka maupun duka yang di alaminya dalam dunia politik

KANALMETRO, Minahasa – Jantje Wowiling Sajow (JWS) dikenal sebagai seorang politisi yang sudah malang melintang dalam perjalanan dunia politik di Kabupaten Minahasa maupun Provinsi Sulawesi Utara.

Kepada wartawan, Sabtu (22/5/2021), JWS pun menceritakan kisah perjalanan ketika terjun didunia politik, baik dalam struktur Partai, organisasi sayap, tim pemenangan hingga menjadi seorang legislator, Wakil Bupati dan Bupati.

Ayah tiga orang anak ini mengisahkan jika dirinya awal masuk dalam dunia politik yakni sejak tahun 1982.

Sehingga dirinya menekankan jika dunia politik bukan hal baru baginya di saat ini.  

Dimana awalnya ketika masih berstatus sebagai seorang mahasiswa, JWS telah gabung bersama Partai Golkar melalui organisasinya Angkatan Pemuda Pembaharuan Indonesia (AMPI).

Dari situlah dirinya ketika tahun 1992 didaulat menjadi anggota DPRD Minahasa dari partai Golkar sampai tahun 2003 dari Golkar sampe 2003.

Di tahun itu saat Stevanus Vreeke Runtu (SVR) menjadi Bupati Minahasa, JWS menyatakan mundur dari kursi legislator karena akan kembali menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Tak lama mundur menjadi Legislator, Juni 2003 dirinya dilantik SVR sebagai Wakil Kepala Dinas Pendidikan yang hanya berseleang sebulan sudah dipercayakan menjadi Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Minahasa.

“Saya menjadi Kepala Dinas Diknas sampai Desember 2007, karena Maret 2008 telah menjadi Wakil Bupati yang berpasangan dengan SVR. Ketika itu kami mengalahkan pasangan Royke Octavian Roring (ROR) – Steven O Kandouw (SOK),” katanya.

Selanjutnya 12 Desember 2012, bersama pasangan Wakil Bupati Ivan Sarundajang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), JWS terpilih sebagai Bupati Minahasa dalam periode 2013-2018.

Dalam kontestan politik, terakhir dirinya menjadi Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari PDIP.

“Meski tak terpilih, tapi terhibur karena dengan dana yang sedikit namun bisa memperoleh 70an ribu suara.  Hampir terpilih, tinggal sedikit, tetap memang Tuhan tidak mengijinkan saya ke Senayan (sebutan bagi kantor DPR RI, red),” mantan Ketua DPC PDIP Minahasa ini.

Baca juga: JWS Gabung Golkar, Siap Bertarung di Pilkada 2024

Terakhir, tepatnya di awal Mei 2021, suami dari Olga Singkoh ini masuk dalam struktur Partai Golkar (PG), lebih tepatnya sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Sulut berdasar surat keputusan nomor 402/DPP/GOLKAR/IV/2021, tertanggal 14 April 2021 yang ditanda tangani langsung Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Sekjen Lodewijk Paulus.

Hal itu didapatinya setelah menjadi ketua tim pemenangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut yang diusung Golkar, CEP-Sehan.

Sehingga menurutnya dalam dunia politik dirinya tidak asing dengan tantangan, pergumulan maupun kesenangan.

“Semua tahu perjalanan politik JWS, banyak senangnya tapi lebih banyak tantangan dan pergumulannya. Banyak hal tapi tak perlu diceritakan,” katanya.

Karena menurutnya, yang menarik di politik adalah ketika orang lain senang, maka mereka akan memuji setingginya.

Namun jika tak senang, maka apa saja akan dilakukan dengan berbagai cara agar langkah dirinya terhenti.

“Kalu senang dipuji abis – abisan, mar kalu nd senang. Segala cara dorang beking,” kata JWS dalam bahasa Manado.

Dirinya pun menceritakan sebuah hal yang pernah dialaminya, yakni di tahun 2004 saat mobil miliknya dengan nomor polisi DB 20 JS ketika ban belakang kiri habis terbakar tetapi tidak meledak.

“Itu menandakan jika Tuhan masih sayang. Karena ketika mau masuk ranah politik, maka harus benar – benar tahan uji. Namun juga harus memiliki sikap politik yang jelas,” tambahnyanya.

Karena menurut Mner Sajow (sapaan lain bagi JWS, red), politik adalah seni dan harus kuat mental.

“Tak perlu marah kalau dibuang. Tak perlu bangga kalau dulu pernah ada posisi bagus. Jalani saja seperti biasa, yang penting punya sikap politik jelas,” tegasnya.

Hal itu pun ditunjukannya saat ini terkait yang menimpa legislator DPRD Sulut dari Partai Golkar yakni James Arthur Kojongian (JAK).

Dirinya menegaskan jika JAK bukan karena orangnya, melainkan lantaran menyangkut Golkar.

“Kalau menjadi seorang politisi harus  berani mengkritik. Tetapi harus siap juga dikritik,” tegasnya.

Menurutnya, politisi harus berani berdebat membela kepentingan rakyat atau partai yang penting alasanya jelas.

Karena tidak penting kursi banyak atau sedikit di DPRD, melainkan yang penting berani suarakan, jangan diam.

“Apa artinya jadi politisi jika hanya memikirkan atau bertingkah yang penting diri sendiri aman. Apalagi takut mengkritik karena takut dikritik. Rakyat dapat apa? Partai dapat apa? Itulah seni berpolitik. Tapi harus ingat, jangan mengkritik masuk atau menyinggung area pribadi,” pungkasnya. (kelly)

Latest from Same Tags